Pada tahun 1971 peneliti Rusia menggunakan 15%
propolis ekstrak untuk merawat 260 kasus pharyngitis. 76 % diantaranya
sembuh setelah dirawat dengan propolis, 28 % memperlihatkan kemajuan dan
4% tidak memperlihatkan kemajuan.
Di
tahun 1975 Doroshenko, dari Rumah Skit no 11 di Kiev-Rusia, merawat 238
penderita pharyngitis dengan campuran propolis. Satu bangian dari 30%
propolis ekstrak dicampur dengan glycerin (atau minyak peach) dan
disapukan pada membrane mucous yang terinfeksi selama 10-15 hari. 70%
pasien telah pulih.
Para
peneliti menemukan ekstrak propolis meningkatkan efek dari obat2an
kimia dalam pengobatan untuk penderita pharyngitis. Peneliti Romania
menggunakan propolis untuk merawat 200 orang pasien dengan pharyngitis
akut, tonsillitis akut dan laryngitis akut. Pada 20 orang pasien,
dirawat dengan pengobatan kimia, dan sisanya dirawat dengan propolis.
Kelompok pasien yang dirawat dengan propolis sembuh lebih cepat daripada
kelompok lain.
Di
Romania pada tahun 1975 merawat berbagai peradangan membrane mucousa
termasuk ulcers dan herpes labial. 34 pasien menerima perawatan dengan
propolis cair. Propolis cair mengandung anti-viral, anesthetic, anti
bacterial dan efek mycotic. Secara tradisional, pengobatan untuk sakit
tenggorokan dengan propolis sudah menjadi favorit di negera Balkan.
Pengobatannya bisa bermacam2 cara, Obat kumur dengan propolis tincture
dan air hangat juga dengan mengunyah propolis. Berbagai macam obat
tenggorokan dengan sedikit propolis dijual untuk mengobati peradangan
ringan.